Rabu, 20 Januari 2010

* VEDIO PEMASANGAN KONEKTOR RG-6 , RG-5OO,PEMASANGAN KONEKTOR PADA CABLE MODEM & STB

CONTOH TOPOLOGI JARINGAN HFC


MENGENAL JARINGAN HFC ( Hybrid Fiber Coax )

TEKNOLOGI HFC ( Hybrid Fiber Coax)

UNTUK KOMUNIKASI DATA
HFC adalah singkatan dari Hybrid Fiber Coax. Pada dasarnya HFC adalah suatu perangkat yang digunakan untuk jaringan telekomunikasi dan merupakan penggabungan dari teknologi fiber optic, optoelektronik dan teknologi kabel coaxial tradisional sehingga merupakan suatu teknologi “hybrid”. Saat ini penggunaan HFC dalam jaringan telekomunikasi mendapat perhatian yang besar karena secara teoritis memungkinkan penyediaan berbagai service secara sekaligus (multiservice) seperti telephony, internet, cable TV dan Video-On-Demand (VOD) dengan janji kecepatan transmisi data yang lebih tinggi dan harga yang terjangkau oleh pemakai. Jaringan HFC dapat diterapkan melalui pemanfaatan jaringan cable TV yang sudah luas seperti di Amerika Serikat ataupun dengan membangun infrastruktur cable TV yang baru dengan teknologi HFC
     Dalam perlombaan untuk memenuhi keinginan pelanggan (consumer) akan servis Internet yang lebih cepat dan murah, suatu faktor yang memainkan peran yang penting adalah bandwidth (lebar pita) . Sebagai perbandingan, jaringan kabel telepon memiliki bandwidth yang rendah sehingga mempunyai kecepatan yang rendah sedangkan jaringan cable TV menyediakan bandwidth yang sangat lebar sehingga menawarkan kecepatan yang lebih tinggi. Dengan memanfaatkan keunggulan dari jaringan cable TV ini , pemakai Internet dapat memperoleh kecepatan sambungan 500-1000 kali lebih cepat daripada modem dial-up biasa dan 100-200 kali lebih cepat daripada sambungan ISDN yang ada saat ini. File-file yang biasanya membutuhkan waktu beberapa menit untuk di-download dapat dilakukan dalam waktu yang jauh lebih singkat. Hal ini menunjukkan potensi besar yang dimiliki jaringan untuk penyediaan pelayanan multimedia secara real time. Di Amerika Serikat jaringan CATV (singkatan yang umum digunakan untuk cable TV) tersebar pada lebih dari 60 juta rumah.
     Dengan segala keunggulan tersebut beberapa hambatan yang dihadapi pada implementasi jaringan CATV sebagai multiservice provider adalah kebanyakan CATV menggunakan sistem full coaxial cable dengan kelemahan-kelemahan berikut:
  •  Rentan terhadap berbagai macam gangguan seperti stasiun radio AM/FM, radio CB, dll.
  •  Umur dan perubahan temperatur secara terus-menerus (temperature fluxes) menyebabkan retakan pada isolasi trunk sehingga kabel berubah menjadi suatu antena raksasa.
  •  Semua noise di atas dapat di-pick up oleh penguat dan merambat kepada node-node yang ada pada jaringan.
  •  Bila jaringan CATV pada suatu daerah tertentu melayani banyak pelanggan/rumah maka pada daerah tersebut akan timbul suatu medan elektromagnet yang kuat sehingga dapat mempengaruhi perangkat elektronik pada pesawat terbang yang melalui daerah tersebut.

Untuk menangulangi masalah-masalah yang disebutkan di atas maka digunakan fiber optic pada bagian trunk pada jaringan karena sebanyak 5% dari ingress muncul dari trunk tersebut. Situasi ideal yang diinginkan adalah menggunakan fiber sampai ke curb atau neighbourhood hub lalu menggunakan kabel coaxial sampai ke titik pelanggan sehingga membatasi dan melokalisasi ingress.
Topologi Jaringan HFC  ( Hybrid Fiber Coax)
Jaringan HFC biasanya menggunakan jaringan tree and branch seperti halnya yang digunakan oleh jaringan CATV.
Gambar Jaringan kabel coax dengan struktur tree and branch untuk cable TV
      Pada gambar di atas, headend adalah alat untuk menerima sinyal dari satelit maupun dari antena. Sinyal diproses secara elektronik, agar diperoleh kualitas gambar dan suara yang baik, dilakukan “scrambling” (pengacakan) untuk mencegah akses dari pihak-pihak yang tidak diinginkan serta dilakukan proses penyisipan iklan. Setelah diproses semua channel dikirim melalui kabel coaxial tunggal.
     Dalam perjalanannya, sinyal frekuensi tinggi yang dikirimkan dari headend mengalami degradasi sehingga diperlukan penguat-penguat di sepanjang jalur kabel. Penguat-penguat ini biasanya menggunakan tegangan 60 VAC. Catu daya (berupa ferro conditioner atau UPS) biasanya dipasang di sepanjang jalur untuk memberikan daya pada penguat-penguat yang digunakan.Daya tambahan tersebut langsung disisipkan ke dalam kabel coaxial dan akan merambat bersama-sama dengan sinyal video.
     Kabel feeder adalah kabel yang melalui suatu neighbourhood (beberapa rumah) dan dari kabel feeder ini coax bercabang beberapa buah tap. Pada setiap rumah pelanggan, suatu drop cable disambungkan dari tap, yang terletak di luar rumah, ke perangkat yang ada di dalam rumah. Jaringan tree and branch memperlihatkan diperlukannya UPS dibandingkan dengan pengkondisi sinyal tanpa baterai. Jika daya hilang pada salah satu catu daya sepanjang jalur maka pelanggan yang berada jauh di ujung jalur juga akan kehilangan servis kabel mereka.
     Bila menggunakan jaringan HFC maka kabel coax yang digunakan pada bagian trunk diganti dengan jalur yang terbuat dari fiber optik. Pada jaringan HFC, penguat-penguat tetap digunakan sepanjang jalur yang kabel coax akan tetapi pada jaringan HFC ini terdapat fiber nodes dimana sinyal-sinyal optik dikonversikan kembali ke dalam bentuk sinyal listrik untuk diteruskan ke rumah pelanggan melalui kabel coax. Pada jaringan yang bisa untuk komunikasi dua arah (downstream dan upstream) maka fiber node juga dapat melakukan konversi dari listrik ke optik. Setiap fiber node ini memiliki catu daya sendiri untuk memberi daya kepada alat konversi optik/listrik dan/atau penguat trunk. Fiber node seringkali disebut sebagai Optical Terminal Node (OTN). Pada jaringan HFC yang besar OTN ini mampu untuk melayani 200 sampai dengan 1200 rumah (biasanya sekitar 500 rumah). Bagian fiber dari jaringan HFC ini mampu untuk mentransmisi sinyal sejauh 25 mil tanpa penguatan dan biasanya tidak memerlukan sumber daya.
      Jaringan tree and branch bukan satu-satunya jaringan yang mungkin karena terdapat topologi jaringan lainnya yang dapat digunakan seperti topologi star, atau FSA (Fiber to Serving Area).
     Pada topologi tree and branch, beberapa kabel fiber optik bercabang dari headend menuju ke node yang tersebar dalam bentuk topologi star. Selanjutnya pada masing-masing node tersebut sinyal diteruskan melalui kabel coax dengan menggunakan topologi tree and branch. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut :


Komponen Utama
1. Headend



Headend merupakan bagian terpenting dari sistem HFC. Pada headend, sinyal dari bermacam-macam sumber (seperti sinyal satelit, sinyal off-air) diterima dan diubah menjadi bentuk pengantaran sinyal yang semestinya. Pada saat sinyal-sinyal telah siap untuk diantarkan, sinyal-sinyal tersebut digabungkan dalam sebuah kabel single dan siap untuk dikirim melalui jaringan. Headend ini terdiri atas beberapa bagian, antara lain adalah receiver, demodulator/decoder, modulator dan combiner.
  • Receiver Fungsi receiver disini adalah sebagai penerima sinyal yang berasal dari stasiun bumi sebelum diteruskan ke modulator. Sedangkan fungsi stasiun bumi ialah  menangkap  sumber sinyal yang berasal dari satelit. Pada masing-masing receiver ini terjadi pemilahan sinyal untuk memilih satu channel yang diinginkan karena sinyal yang diterima dari satelit masih terdiri dari banyak channel. Sinyal tersebut kemudian diteruskan ke modulator.
  • Demodulator / Decoder Untuk sumber sinyal yang merupakan sinyal off-air, sebelum sinyal RF broadcast yang diterima oleh antena tersebut dimasukkkan ke modulator  maka sinyal  tersebut dipisah terlebih dahulu berdasarkan channelnya. Pemisahan ini dilakukan oleh alat ini sendiri.
  • Modulator sinyal-sinyal sumber di headend yang berbentuk sinyal baseband, sebelum dikirim ke combiner harus dimodulasikan dulu ke dalam sinyal pembawa RF. Oleh karena itu sinyal-sinyal sumber ini harus dilewatkan  ke sebuah modulator yang menempatkan komponen baseband  audio dan video pada sinyal pembawa RF.  
  • Combiner mengacu pada proses dari penempatan berbagai sinyal-sinyal RF dalam sebuah kabel tunggal untuk pendistribusian melalui jaringan.Sebelum sinyal–sinyal tersebut digabungkan terlebih dahulu dilakukan terjadi proses “scrambling” (pengacakan) sinyal untuk mencegah akses dari pihak-pihak yang tidak diinginkan serta dilakukan proses penyisipan iklan.Metode  penggambungan yang  paling  umum digunakan  dalam sistem broadband RF adalah a pairing-off sequence dimana grup-grup yang terdiri dari dua buah sinyal digabungkan  pada waktu yang bersamaan, kemudian grup-grup hasil penggabungan tersebut digabungkan lagi. Proses Ini berlanjut sampai semua sinyal berada dalam kabel yang sama. Untuk mendukung proses penggabungan, digunakan rangkaian mini yang disebut splitter.

  • Cable Router berfungsi sebagai  interface antara tipe network standar (PSTN) dengan HFC headend distribution point, mengontrol  penggunaan bandwidth dan spektrum dalam komunikasi data di HFC dan mengatur semua cable modem yang terhubung padanya.Cable Telephony berfungsi sebagai interface  antara jaringan PSTN dengan HFC headend distribution point untuk menyalurkan layanan  telephony dalam komunikasi dua arah.
  • Optoelektronik Sinyal yang dilewatkan melalui fiber adalah dalam bentuk optik (berupa cahaya). Cahaya adalah sebuah bentuk radiasi elektromagnetik dengan frekuensi yang sangat tinggi dengan rentang frekuensi dalam orde TeraHertz (THz). Seperti sinyal pembawa RF, sinyal pembawa gelombang cahaya juga dapat membawa informasi. Oleh karena sinyal yang keluar dari combiner masih berupa sinyal listrik (RF) maka sinyal ini harus diubah dulu menjadi sinyal optik (cahaya) dengan menggunakan optoelektronik yang mengubah sinyal listrik menjadi sinyal cahaya dan juga sebaliknya. Pengantaran sinyal melalui sebuah link optikal mencakup dua komponen utama yaitu :
  1. Optical Transmitter  pada bagian optoelektronik di headend adalah titik dimana optoelektronik menerima sinyal pembawa RF dari combiner. Sinyal yang masuk ke optical transmitter berupa sinyal pembawa RF yang berbentuk sinyal listrik, karena itu untuk dapat dilewatkan pada saluran fiber optic sinyal ini harus diubah dulu ke bentuk cahaya. Transmitter inilah yang bertanggung jawab untuk mengubah input sinyal listrik menjadi sinyal optik dan mengirimkan sinyal optik tersebut ke saluran fiber optik Gambar  Skema Optical Transmitter.
  2. Optical Receiver pada bagian optoelektronik di headend adalah titik dimana optoelektronik menerima sinyal optik dari saluran fiber optic yang merupakan sinyal upstream dari pelanggan. Sinyal memasuki receiver dalam bentuk cahaya (optik). Fungsi receiver ini adalah untuk mengambil kembali  sinyal RF asli dari pembawa gelombang cahayanya (lightwave carrier). Receiver akan mengkonversi sinyal optik yang diterima menjadi output listrik RF. Bagian-bagian utama dari optical receiver yang terlibat dalam proses konversi adalah focusing lens (lensa pemfokus), photodiode (fotodioda) dan RF amplifier (penguat RF). Gambar  Skema Optical Receiver
  3. Penguat RF berfungsi untuk memperkuat sinyal RF yang dihasilkan oleh receiver.
2. Fiber Node
Sebagaimana yang telah disebutkan diatas, fiber node adalah node pada jaringan di mana sinyaloptik dari trunk fiber diubah menjadi sinyal listrik untuk diteruskan ke kabel coax atau sebaliknya. Fiber node ini terdiri atas alat optoelektronik dan power inserter. Alat optoelektronik adalah alat yang mengkonversikan sinyal cahaya ke sinyal listrik atau sebaliknya.
  • Optoelektronik  pada jaringan HFC terdiri atas dua bagian yaitu:Transmitter, Receiver, Penguat RF;Ketiga jenis alat tersebut telah dijelaskan diatas.
  • Power inserter merupakan interface yang menghubungkan catu daya luar dengan node. Jadi, daya disalurkan ke dalam node melalui power inserter. Salah satu feature dari power inserter adalah surge suppression untuk melindungi kabel dari arus yang naik secara tiba-tiba (surge) dan tegangan yang berlebih (overvoltage).
3. Terminal
1. C I U (Customer Interface Unit)
Merupakan antarmuka antara terminal pelanggan dengan jaringan kabel koaksial HFC. Berbasis layanan dengan kemampuan 64 Kbps, pada sisi pelanggan dapat diadakan layanan POTS, ISDN kanal BRA dan data secara fleksibel. Dalam perkembangannya tersedia beberapa tipe perangkat sesuai dengan tingkat kebutuhan pelanggan. Dapat diletakkan dengan indoor atau outdoor mounting tergantung sistem pencatuan dayanya.
Sistem pencatuan daya terbagi atas :


a.Local power
untuk masing-masing terminal CIU sebesar 100/240V AC dengan batere cadangan.

b.Catuan drop
dari jaringan Coaxial (pada terminal BONU) sebesar 60 atau 90V AC pada frekuensi 60 Hz.
2. Cable Modem

Cable modem adalah suatu alat yang memungkinkan akses berkecepatan tinggi ke Internet melalui suatu jaringan CATV. Cable modem biasanya mempunyai dua sambungan, salah satunya ke outlet di dinding dan satunya lagi ke komputer (PC). Kecepatan cable modem ini berbeda-beda. Dalam arah downstream, (dari network ke komputer) kecepatan dapat mencapai 36 Mbps. Hanya sedikit komputer yang mampu untuk disambungkan dengan kecepatan yang demikian tinggi sehingga nilai yang lebih realistis adalah antara 3 s.d. 10 Mbps. Dalam arah sebaliknya, yaitu upstream, kecepatan dapat mencapai 10 Mbps, tetapi kebanyakan produser modem akan memilih kecepatan lebih optimal antara 200 kbps dan 2 Mbps. Pada awal pemakaian cable modem maka setup yang asimetris akan lebih banyak digunakan dimana downstream channel memiliki alokasi bandwidth yang lebih tinggi daripada upstream. Hal ini adalah karena aplikasi-aplikasi internet yang ada saat ini cenderung untuk bersifat asimetris. Kegiatan-kegiatan yang bersifat downstream seperti World Wide Web (http) mengirim lebih banyak data ke komputer daripada ke network.
Sebenarnya penggunaan kata “modem” untuk alat ini bisa menyesatkan karena dapat menimbulkan bayangan terhadap modem telepon biasa. Kesamaan antara cable modem dan modem biasa adalah bahwa kedua-duanya melakukan modulasi dan demodulasi terhadap sinyal. Akan tetapi cable modem jauh lebih kompleks dibandingkan kakaknya si modem telepon. Cable modem dapat berperan sebagai modem, tuner, alat untuk encryption/decryption, bridge, router, ethernet hub dan sebagainya sesuai dengan service yang dilayani.Biasanya cable modem menerima dan mengirim data dengan cara yang berbeda. Pada arah downstream, data digital dimodulasi kemudian ditumpangkan pada carrier televisi 6 MHz, diantara 42 Mhz dan 750 Mhz. Terdapat banyak cara modulasi tetapi yang dua teknik yang paling populer digunakan adalah QPSK (sampai dengan 10 Mbps) dan QAM 64(sampai dengan 36 Mbps). Sinyal ini dapat diletakkan dalam kanal 6 MHz pada kedua sisi sinyal TV tanpa mengganggu sinyal video cable TV. Pada jaringan cable yang diaktifkan pada kedua arah, transmisi upstream ( juga disebut sebagai reverse path )   dilakukan pada frekuensi antara 5 dan 40 MHz. Lingkungan frequensi tersebut cenderung mempunyai banyak derau , dengan gangguan dari radio HAM, radio CB dan derau impuls dari alat-alat rumah. Sebagai tambahan, derau-derau lain juga datang dari konektor-konektor yang yang tidak dipasang secara erat ataupun dari kabel-kabel jelek. Oleh karena jaringan yang digunakan berbentuk tree and branch maka semua noise terakumulasi dalam arah upstream. Untuk mengurangi masalah ini kebanyakan produser menggunakan QPSK atau metode modulasi yang sejenis yang bersifat lebih robust, akan tetapi QPSK lebih lambat dibandingkan QAM.
3. Set Top Box (STB)

Set Top Box adalah alat yang dipasang di rumah pelanggan untuk memilih channel tv , merekam dan menggunakan fasilitas-fasilitas lain yang disediakan oleh provider. STB antara lain melakukan proses unscrambling sinyal dari channel-channel yang sudah di-subscribe oleh pelanggan.
HFC adalah singkatan dari Hybrid Fiber Coax.Saat ini penggunaan HFC dalam jaringan telekomunikasi mendapat perhatian yang besar karenas ecara teoritis memungkinkan penyediaan berbagai service secara sekaligus (multiservice) sepertitelephony, internet, cable TV dan Video on Demand (VOD) dengan janji kecepatan transmisi data yang lebih tinggi dan harga yang terjangkau oleh pemakai.Dalam perlombaan untuk memenuhi keinginan pelanggan (user) akan servis internet yang lebih cepat dan murah, suatu faktor yang memainkan peran yang penting adalah bandwidth. Sebagai perbandingan,jaringan kabel telepon memiliki bandwidth yang rendah sehingga mempunyai kecepatan yang rendah sedangkan jaringan HFC menyediakan bandwidth yang sangat lebar sehingga menawarkan kecepatan yang lebih tinggi. Hal ini menunjukkan potensi besar yang dimiliki jaringan untuk penyediaan pelayanan multimedia secara real time 
Infrastruktur Jaringan HFC
Infrastruktur jaringan HFC, diibaratkan sebagai jalan raya yang akan dilalui oleh kendaraan-kendaraan yang membawa berbagai layanan dimana masing masing layanan mempunyai kendaraan sendiri-sendiri.

Secara garis besar infrastruktur jaringan HFC terbagi menjadi tiga bagian utama yaitu:
      1. Jaringan trunk, merupakan jaringan yang menghubungkan antara headend dengan distribution hub dimana media transmisinya menggunakan serat optik.
      2. Jaringan distribusi fiber, jaringan serat optik yang menghubungkan antara headend dengan fiber node.
      3. Jaringan distribusi pelanggan merupakan jaringan yang menghubungkan antara fiber node dengan tap kearah rumah-rumah pelanggan dimana digunakan media transmisi kabel koaksial.

kembali ke awal
Komponen Penyusun Jaringan HFC


Komponen penyusun jaringan HFC dapat dibedakan menjadi dua yaitu perangkat Aktif device dan Pasif Device.
a. Headend
merupakan pusat dari system distribusi yang berfungsi sebagai tempat penggabungandan pengolahan sinyal yang diperoleh dari banyak sumber sinyal. Disini sinyal-sinyal tersebut akan mengalami proses penguatan, penyaringan,pengontrolan level sinyal, penggabungan dan proses modulasi sinyal untuk ditempatkan pada frekuensicarrier tertentu. Perangkat penyusun headend antara lain receiver, demodulator/decoder, modulator dan combiner.
b. Combiner Konfigurasi
 masing-masing sistem untuk setiap jenis layanan yang ditawarkan jaringan HFC berbeda-beda, begitu pula dengan sinyal-sinyal yang diterima dari berbagai sumber. Konfigurasi dengan berbagai macam jenis sinyal tersebut digabungkan dengan sebuah perangkat yang disebut combiner.
c. Fiber Node
merupakan titik terminasi antarajaringan optik dengan jaringan koaksial. Fiber nod eberupa perangkat opto elektronik yang berfungsi untuk mengubah sinyal optik yang berasal dari distribution hub menjadi sinyal elektrik untuk diteruskan ke rumah rumah pelanggan melalui kabel koaksial dan sebaliknya.
d. Serat Optik
 Suatu serat optik tunggal terdiri dari inti (core)dan selubung (cladding). Keduanya terbuat dari gelas/kaca yang berbeda indeks biasnya. Cahaya akan menjalar diinti dengan menggunakan prinsip internalreflection.Pada jari ngan HFC digunakan jenis fiberoptik singlemode-step index.Gambar berikut memperlihatkan struktur mekanik dari serat optik. Serat optik tersebut memiliki jaket plastik pelindung yang memiliki warna sehinggamemudahkan pengidentifikasian kabel yang digunakan( pada end-to-end).
Fungsi :Mentranmisikan sinyal Data dan Video strem Analog dan Digital berupa Transmisi Cahaya.
e. Kabel koaksial
merupakan salah satu jenis media transmisi yang digunakan untuk pengiriman daya listrik frekuensi tinggi. Dalam sistem HFC kabel koaksial berfungsi sebagai penghubung dari saluran backbone ke pelanggan. Konfigurasi kabel koaksial dapat dilihat pada gambar Karakteristik dari kabel koaksial adalah semakin besar diameter kabel maka semakin kecil nilai redaman kabel tersebut. Untuk penggunaan kabel dengan ukuran yang dan jenis yang sama, untuk frekuensi yang tinggi akan memiliki hambatan yang lebih besar dari penggunaan pada frekwensi yang lebih rendah.
Fungsi :
Mentranmisikan sinyal Data dan Video strem Analog dan Digital berupa Sinyal RF(elektrik).
f. Amplifier & LE ( line exthender )
adalah perangkat aktif divace yang berfungsi untuk memperkuat daya sinyal sehingga tetap berada pada level daya yang diinginkan. Parameter amplifier yang harus diperhatikan dalam perancangan jaringan koaksial adalah : Maximum Gain, Noise Figure, Signal Level Equalizer, CTB dan CSO.Amplifier berdasarkan fungsinya dibagi menjadi 3 bagian:
        1. Trunk Amplifier, yaitu amplifier yang keseluruhan keluarannya hanya digunakan ke amplifier berikutnya
        2. Bridge Amplifier, yaitu amplifier yang sebagian amplifier-nya digunakan untuk mencatu amplifier berikutnya dan sebagian keluaranya lagi di-distribusikan ke rumah-rumah yang ada di dekatnya
        3. Tap Amplifier, yaitu amplifier yang seluruh keluarannya hanya didistribusikan ke pelanggan yang ada didekatnya.
Fungsi :
Alat yang befungsi penguat RF dua arah yaitu arah headend ke sisi pelanggan ( Forwad )  dan dari pelanggan ke sisi headend (upstream).
g. Splitter
adalah perangkat pasif yang berfungsi untuk membagi sinyal. Penggunaan splitter disebabkan karena terbatasnya jumlah keluaran dan perangkat aktif (Fiber Node dan Amplifier), sehingga dengan penggunaan splitter arah penggelaran kabel koaksial ke rumah-rumah pelanggan dapat diperbanyak. Beberapa hal yang perlu diperhatikan.splitter adalah besarnya redaman (Splitter Loss), respon frekuensi dan jumlah keluaran splitter. Splitter Dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan insertion lossnya.Splitter balance yaitu splitter yang mempunyai insertion loss yang sama pada tiap keluarannya dan splitter unbalance yang memiliki insertion loss yangberbeda-beda untuk tiap keluarannya.
Fungsi :Pembagi sinyal dengan pengurangan tertentu
h. Directional Coupler
merupakan perangkat pasif divace  yang berfungsi sebagai pencabang pada jaringan koaksial, pada prinsipnya mempunyai fungsi yang sama dengan splitter namun bersifat unbalanced. Pada directional coupler terdapat dua jenis redaman yaitu; tap loss dan insertion loss. Tap loss yaitu  ; besarnya losspada keluaran yang digunakan untuk menjangkau tempat yang lebih dekat, sedangkan insertion loss yaitu besarnya loss pada salah satu keluaran yang digunakan untuk menjangkau tempat yang lebih jauh.
i. Tap
adalah perangkat pasif yang terdapat pada kabel koaksial yang berfungsi sebagai titik sambung dengan rumah pelanggan.Tap dihubungkan ke rumah pelanggan menggunakan kabel drop koaksial. Karakteristik redaman, terdapat dua jenis redaman yaitu tap loss dan insertion loss. Tap loss adalah besarnya redaman / loss pada keluaran yang digunakan untuk menghubungkan tap dengan rumah pelanggan, sedangkan insertion loss adalah besarny loss pada keluaran yang digunakan untuk menghubungkan tap.
Fungsi :Alat pembagi sinyal RF ke pelanggan (user).
kembali ke AWAL